Nasib Hi-Max yang Tak Seberuntung Sang Kakak Gran Max

Mobil pikap milik Daihatsu tidak hanya Gran Max. Ada juga sang adik Hi-Max yang sengaja dibuat Daihatsu untuk memenuhi keinginan konsumen akan mobil komersil berukuran dan memiliki kapasitas mesin kecil.

Tapi sayangnya, nasib Hi-Max tak seberuntung sang kakak. Misalnya saja sepanjang semester satu tahun 2018 hanya 85 unit Hi-Max yang laris di pasaran. 

Karena harganya sama Gran Max itu nggak beda jauh. Orang lebih pilih Gran Max karena lebih luas," beber Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra di Ora Beach Resort, Maluku. 

Pasar Hi-Max sendiri disebut Amelia tidaklah sebanyak Gran Max. Untuk mengakali sedikitnya penjualan Hi-Max, Daihatsu memilih untuk mengalihkan line produksinya. 

Line produksi Hi Max dialihkan untuk melahirkan Terios agar konsumen tak perlu lagi inden. 

"Ini hanya bagus atau dipilih untuk yang jalan sempit. Jadi kan dia taglinenya jagoan jalan sempit tetapi selama masih bisa dijalanin Gran Max dia pilih Gran Max," tuturnya. 

"Jangan (setop produksi), masih ada yang butuh jalan sempit walaupun dikit. Nanti pada waktunya pasti akan laku," tutupnya.


Sumber

Begini Kronologis Khotib Asal Lamongan Meninggal saat Khutbah Jumat

 Meninggalnya Ngartiyan (56), warga Dusun Plembon, Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi Lamongan Jawa Timur secara mendadak menjadi pembicaraan warga setempat.

Ngartiyan, yang kesehariannya berjualan pentol keliling itu meninggal saat menjadi khotib di Masjid Al Mubarok desanya, Jumat (16/11/2018) siang.
Kejadian bermula saat korban baru selesai menyampaikan ceramah khutbah pertama.
Saat akan menginjak pada khutbah kedua, tiba-tiba korban lemas dan jatuh pingsan.
Jamaah sempat penasaran, mengapa Ngartiyan tidak melanjutkan khutbah keduanya.
Jamaah kaget saat mendapati korban terkulai lemas di lantai belakang podium sehingga langsung membopong korban untuk dilarikan ke RSUD dr Soegiri.
Ternyata sebelum tiba di rumah sakit, korban telah menghembuskan nafas terakhirnya.
Dokter yang memeriksanya memastikan korban telah meninggal dunia.
Korban dibawa ke rumah kediamannya, setelah pihak keluarga diberitahu tentang keadaan korban.
Menurut kesaksian Kepala Desa Banjarejo, Adam Malik yang juga menjadi sahabat akrab di jamaah pengajian, korban merupakan sosok yang baik, akrab dengan masyarakat dan aktif beribadah.
"Korban merupakan sosok yang baik di mata masyarakat, sering mengikuti, tahlilan, Istighodzah, khataman dan pengajian," katanya.
Selain itu, Ngartiyan juga mudah bergaul dengan semua kalangan tanpa pilih kasih.
"Orang ini pokoknya tergolong orang baik," ungkapnya.
Masyarakat desa merasa kehilangan dengan sosok Ngartiyan yang telah lebih dahulu menghadap sang Kholiq.
Setiap hari keliling berjualan pentol, Ngartiyan tidak pernah meninggalkan ibadah, termasuk kegiatan rutin keagamaan di desa.
"Gak pernah meninggalkan kegiatan rutinan," katanya.
Kapolsek Sukodadi AKP Slamet Sugianto membenarkan kejadian tersebut dan menyebutkan korban mempunyai riwayat penyakit jantung.
"Benar ada warga yang meninggal saat khutbah," katanya.
Menurut keterangan keluarga, korban mempunyai riwayat penyakit jantung.
Jadi penyebab kematiannya itu karena sakit jantungnya kambuh.
Korban baru dimakamkan malam hari karena menunggu kedatangan anaknya dari luar kota.




Abdul Muhjib, Nabi Palsu Penjual Tiket Masuk Surga Seharga Rp 2 Juta

Pertengahan tahun 2016, nama Abdul Muhjib, pria asal Karawang, sempat mencuat. Bukan karena prestasi yang ditorehkannya, tetapi sensasi yang dibuatnya. Dia mengaku sebagai nabi.

Ajarannya pun terbilang aneh. Selain mengubah kalimat syahadat, nabi palsu ini dan lima pengikutnya memperjualbelikan tiket masuk surga senilai Rp 2 juta kepada warga di Karawang.
Tindakan penistaan agama ini tentu meresahkan warga, sehingga petugas kepolisian dari Sektor Pangkalan dan Polres Karawang pun mengamankan mereka.
Usai penangkapan Abdul Muhjib dan pengikutnya, warga di sekitar padepokan nabi palsu itu, di Desa Setra, Kecamatan Tegalwaru Karawang, menghancurkan bangunan yang semula digunakan Abdul Muhjib sebagai tempat tinggal dan penyebaran agamanya sejak 2008 lalu.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat menyatakan aliran yang disebar dan dianut oleh Abdul Muhjib dari Karawang yang mengaku nabi masuk kategori sesat dan menodai agama. Salah satu ajarannya adalah iming-iming masuk surga dengan hanya membayar Rp 2 juta.
Sekretaris Umum MUI Jawa Barat Rafani Achyar mengatakan pusat penyebaran paham yang diajarkan oleh nabi palsu Abdul Muhjib diduga dari Subang. MUI masih menelusuri guru yang mengajarkan paham tersebut kepada Muhjib.
Abdul Muhjib diketahui pada tahun 2008 sempat menjadi pasien gangguan jiwa dan menjalani perawatan di tempat pengobatan ahli kejiwaan di Desa Karokrok, Kecamatan Patokbeusi, Subang, Jabar, yang dipimpin Ghani.
Pimpinan padepokan Ghani, mengaku kaget dengan pengakuan Abdul Mujid yang mengaku pernah berguru kepadanya. Meski mengakui jika Mujid pernah tinggal di padepokannya, tetapi sebagai pasien yang mengalami gangguan jiwa.
"Sebenarnya bukan anggota atau jamaah. Dia di sini dulu pernah menjadi pasien selama dua minggu, karena mengalami gangguan jiwa," kata Ghani.

Terjerat Utang Pinjaman Online, Disuruh Menari Telanjang di Rel Kereta Hingga Diceraikan Suami

Financial technology (fintech) atau yang sering disebut pinjaman online, saat ini tengah berkembang di Indonesia karena memberikan kemudahan bagi masyarakat yang hendak meminjam.


Namun ditengah kemudahan yang ditawarkan, terdapat kesulitan tersendiri untuk penggunanya seperti yang disampaikan LBH Jakarta melalui akun laman facebooknya.
Sejak bulan Mei, LBH Jakarta telah menerima pengaduan dari 283 korban pinjaman online atau financial technology ( fintech) peer to peer (P2P) lending.
"Hal ini dilakukan karena maraknya pelanggaran hukum atas beroperasinya pinjol (pinjaman online," sebut LBH Jakarta melalui unggahan di laman Facebooknya, Senin (5/11/2018).
Di dalam unggahan yang juga disertai poster dengan tajuk Jahatnya Pinjaman Online tersebut LBH Jakarta mengungkapkan beberapa modus penagihan pihak P2P lending kepada peminjam.
Seluruh data pribadi diambil dari ponsel milik peminjam, kemudian penagihan dilakukan tidak hanya kepada peminjam saja.
"Melainkan kepada seluruh nomor kontak yang ada dalam handphone milik peminjam," tulis mereka.
Modus lainnya adalah penagihan dilakukan dengan cara memaki, mengancam bahkan dalam bentuk pelecehan seksual.
Selain itu, bunga pinjaman yang tidak terbatas, penagihan yang tidak kenal waktu, nomor kontak pinjaman online yang tidak tersedia, serta alamat perusahaan yang tidak jelas.
"Masih ada banyak peminjam yang datang ke LBH Jakarta dari hari ke hari dan mengeluhkan berbagai macam hal," sebut LBH Jakarta.
LBH Jakarta mencatat, kasus korban pinjaman online ini bertambah dengan drastis sejak 2016. Diketahui, pada 2016, jumlah korban pinjaman online ini berjumlah 10 orang.
Namun, pada 2017, jumlahnya bertambah hingga 65 orang.
Di tahun 2018, pinjaman online ini bahkan memakan korban dengan jumlah mencapai 120 orang.
LBH Jakarta menyebutkan, kasus ini terjadi disebabkan oleh cara-cara penagihan yang tidak selayaknya dilakukan.
Berikut ini beberapa contoh kasus-kasus pinjaman online yang telah dilaporkan ke LBH Jakarta.
1. FY diminta pihak "Pinjaman Online UC" untuk menari telanjang di rel kereta agar pinjamannya bisa lunas.
2. A diancam akan dibunuh oleh pihak "Pinjaman Online DR" karena belum bisa melunasi pinjamannya.
3. S dipecat dari pekerjaannya karena pihak "Pinjaman Online KP" menagih pinjamannya kepada atasannya.
4. D terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaanya karena malu sebab pihak "Pinjaman Online VL" menagih pinjamannya kepada rekan sekantor
5. L melakukan upaya bunuh diri dengan meminum minyak tanah karena terlilit bunga pinjaman yang sangat besar di "Pinjaman Online DR".
6. CR melakukan upaya jual ginjal karena terlilit bunga pinjaman yang sangat besar di "Pinjaman Online RN".
7. VA ditalak cerai suami karena pihak "Pinjaman Online RN" menagih pinjamannya kepada mertuanya.
Menanggapi maraknya kasus peminjaman online ini, maka LBH Jakarta pun membuat pos pengaduan korban pinjaman online di laman LBH Jakarta, bantuanhukum.or.id.
Pos pengaduan ini dibuka mulai 4 November hingga 25 November 2018. 
Terkait pembentukan posko pengaduan oleh LBH Jakarta ini, pihak Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Ajisatria Suleiman, belum mau memberi keterangan ketika dihubungi oleh Kompas.com.
Dia mengatakan, masih akan merundingkan hal ini dengan beberapa pihak terkait sore nanti.
"Masih mau dirapatkan sore nanti," ujar Ketua Aftech Ajisatria Suleiman.
Keberadaan perizinan fintech P2P lending telah diatur dalam Peratutran Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.
Berdasarkan data OJK, hingga Oktober 2018 terdapat 73 penyelenggara fintech P2P lending lending yang telah resmi terdaftar.
Selain itu, masih ada 217 perusahaan tekfin P2P lending yang saat ini tengah mengajukan izin untuk bisa diakui OJK. (Kompas.com/TribunWow)

Sebar Video Hoaks tentang Jatuhnya Pesawat Lion Air, Wanita Ini Diciduk Polisi

Polisi mengamankan seorang perempuan yang turut menyebarkan berita bohong atau hoaks seputar peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mengidentifikasi akun media sosial yang diduga telah menyebarkan berita hoaks atau berita yang berlebihan atau berita yang tidak lengkap.
"(Penyebaran informasi itu) dapat menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/11/2018).
Dari beberapa orang yang ditangkap Polri terdapat satu perempuan berinisial A (30 tahun).
Polri turut membagikan informasi ini melalui akun resmi Twitter Divisi Humas Polri, @DivHumas_Polri

Dedi menyampaikan, A ditangkap pada Jumat (2/11/2018) sekitar pukul 21.00 WIB oleh Polres Tasikmalaya, Jawa Barat.
Perempuan ini, lanjut Dedi, mengunggah potongan video jatuhnya pesawat Lion Air dengan caption atau keterangan seperti berikut: "turut berdua atas jatuhnya PESAWAT LION AIR JT 610 Tujuan Jakarta Pangkalpinang semoga semua korban cpt ditemukan, Aamiin"
Dedi menegaskan, video yang diunggah tersebut bukan merupakan video pesawat Lion Air JT 610.
Ia menambahkan, kasus tersebut sudah ditangani Polri.
"Polri sangat fokus menangani kasus-kasus hoaks yang meresahkan masyarakat," ujar Dedi, dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.
Pihaknya memberikan imbauan kepada masyarakat untuk cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial.
"Dengan tidak ikut menyebarkan hoaks, karena hal tersebut merupakan perbuatan melawan hukum," kata Dedi.
Selain itu, masyarakat diminta untuk tidak mudah percaya dengan berita atau informasi di media sosial yang sumbernya tidak kredibel.
"Silakan masyarakat untuk melaporkan kepada aparat Polri terdekat apabila menerima info-info tersebut," kata Dedi. (Mela Arnani)

Kakek yang Tewas Jatuh dari Lantai 3 Rusun di Kusumodiningratan Solo Diduga karena Bunuh Diri

Kakek bernama Sugiman yang tewas setelah jatuh dari lantai 3 rumah deret di RT06 RW05 Kampung Kusumodiningratan, Keprabon, Banjarsari, Solo, diduga bunuh diri.

Polsek Banjarsari melakukan penyelidikan insiden yang terjadi pada Senin (5/11/2018) siang.
Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi yang disampaikan oleh Kanitreskrim Polsek Banjarsari, Iptu Syarifudin, kakek Sugiman bahkan kerap melakukan percobaan bunuh diri.
Diberitakan sebelumnya, korban yang bernama Sugiman dan merupakan penghuni lantai 3 rumah deret itu diketahui tewas sekitar pukul 12.00 WIB.
Jenazah Sugiman tertelungkup di lantai 1 rumah deret depan kios tanaman.
Syarifudin mengungkapkan, laporan kejadian ia terima pukul 12.15 WIB.
"Kami menerima laporan kejadian orang terjatuh pada 12.15 WIB, langsung mendatangi TKP dan melakukan pemeriksaan saksi-saksi," jelasnya.
Hasil pemeriksaan, lanjutnya, anak korban bernama Sri Sugiyanti (54), bercerita bahwa ayahnya itu pernah melakukan percobaan bunuh diri.
Ditambah lagi, ayahnya menderita penyakit komplikasi seperti penyakit jantung, kanker prostat, hingga paru-paru.
"Korban pernah mencoba bunuh diri, sudah ketiga kalinya tapi digagalkan oleh keluarga," ungkapnya.
Mungkin juga korban depresi karena penyakitnya tak kunjung sembuh."
Dilanjutkannya, saat kejadian korban tanpa pengawasan dan ditinggal seorang diri oleh Sri berdagang di wedangan kampung.
Korban ditemukan dengan keadaan luka pada bagian kepala.
"Berdasarkan pemeriksaan Inafis, tidak ada tanda-tanda penganiayaan dari tubuh korban, ia bunuh diri," tutupnya. (*)

Cerita Seru Para Pemburu Perangkat Musik Lawas


Alunan lagu Banjar Kambang Goyang mengalun dari sebuah rumah di    Komplek Graha Lestari Jalur 5, Sultan Adam. Lagu yang digubah penyanyi legendaris Kalsel Anang Ardiansyah itu semakin jelas terdengar saat penulis masuk ke dalam rumah bernomor 15 itu.
"Ini salah satu lagu dari kaset pita koleksi saya," kata Sumasno Hadi, sang pemilik rumah menyambut penulis dari Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group), dikutip Minggu (4/11).

Dia mendengarkan lagu itu melalui tape deck, instrumen pemutar kaset pita yang kian asing sekarang. Tapi suara musik yang keluar dari pemutar kaset  jadul tetap terdengar jelas.  Sumasno mengatakan dia memang menyukai kaset pita meski terkesan kuno.

Ayah dari Ainayya Citra Sofia, 4, ini mengaku senang kaset pita sejak SMP. Kalau dihitung-hitung sudah ada sekitar seribuan kaset pita yang dikoleksi sekarang. Dulu dia rela mengumpulkan uang jajan hanya untuk sekedar membeli kaset. Dalam seminggu, dia bisa beli satu kaset.
Jenis musik pada masa itu jelas rock. Karena itulah, kaset pita yang dikumpulkan banyak jenis grup band rock seperti God Bless, Slank dan banyak musik grup band rock lokal yang terkenal.  Lagu barat juga ada. Sekarang Dosen bidang Musik dan Filsafat di Program Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin itu menambah jenis musik. Ada lagu-lagu daerah.
"Dulu,  meski banyak toko-toko kaset,  kalau mau beli harus kumpulkan uang dulu, sekarang berbeda, walaupun sudah punya penghasilan sendiri, toko kasetnya yang enggak ada," gelaknya.

Untuk berburu kaset pita, dia harus rela menyisiri pasar emperan atau berburu di  media sosial (Medsos). Biasanya dalam sebulan, ada saja tambahan kaset pita yang dikoleksinya.   Harganya pun bervariasi. Lagu Indonesia dijual sebesar Rp10 ribu - Rp15 ribu. Sedangkan lagu barat sedikit berbeda, harganya sekitar Rp15 ribu sampai Rp70 ribu.
"Bedanya kalau beli di online harus beli banyak, karena kalau beli cuma satu misalnya cuma Rp15 ribu, ongkos kirimnya Rp35 ribu per kilo, malah mahal ongkos kirimnya," ucapnya.
Karena barang dulu, maka dia harus pintar-pintar merawat agar tidak kusut atau jamuran.  Kalau sudah begitu, Sumasno dengan telaten memperbaiki, memutar-mutar dengan pulpen atau membersihkan dengan  kapas yang sudah diberi alkohol. Biar bersih kembali.
Repot ya? Kenapa harus sesusah itu untuk mendengarkan musik saja?
 "Yang jelas kepuasan hati," simpulnya.

Senada dengan Sumasno, begitu juga yang disuarakan Muhammad Iqbal. Di usianya yang 25 tahun, dia bahkan sudah punya 3000 buah kaset pita yang tersusun rapi di dalan lemari kaca. Padahal dia mengaku  baru mulai mengumpulkan kaset pada Tahun 2012.
Untuk genre, Iqbal menyenangi rock pop qasidah. Sesekali dia juga senang genre musik  instrumen saja. Tanpa vokal. "Kroncong dan Pop barat juga suka, pokoknya beragam saja, anggap seperti perpustakan musik," ucap pria kelahiran 18 Juli 1993 ini. Memang benar. Penulis mengecek ada pelbagai nomor,  dari Kalsel sampai Papua dan Sumatera, Mancanegara,  Amerika Latin, Mandarin, Inggris, dan arabia.
Ketertarikan Iqbal mengoleksi kaset pita tak lepas dari sosok ayahnya, Supriyadi. Ayahnya adalah seorang kolektor kaset pita sejak lawas.  Iqbal menuruti jalur ayahnya karena termotivasi kenakalan di masa kecilnya.
"Saat kecil saya itu sering buang-buang kaset milik ayah. Sekarang menyesal, kenapa dahulu buang-buang itu, padahal berharga sekali," tambahnya.

Karena mengganjal di benaknya, Iqbal akhirnya  menebus rasa bersalah itu dengan menjadi kolektor kaset seperti ayahnya. "Dari semua yang saya rusak-rusak, hanya 70 persen yang saya dapat sama persis, sisanya belum dapat," tawanya.
Bagaimana Iqbal bisa mendapatkan ribuan kaset yang sebagian sudah langka ini? Sama seperti Sumasno, Iqbal punya dua cara. Pertama secara offline. Satunya lewat online. Untuk offline dia masih bergelut di Banjarmasin. Tepatnya di Pasar Lima yang buka setiap Minggu pagi.
"Kalau yang susah biasanya pesan dari Semarang atau Palembang, kebetulan juga langganan di sana, kalau di Banjarmasin, ya harus pagi-pagi ke Pasar Lima, hukumnya siapa cepat dia dapat," ceritanya. Dalam satu bulan, dia bisa habis satu juta rupiah untuk membeli kaset.
Untuk koleksi kaset paling uzur, Iqbal punya keluaran tahun 1977. Album 12x2 Country Love Song asal USA. "Paling muda dari band Radja Album Yakin yang saya punya, tahun 2012 an," ungkapnya.

Bicara paling mahal, Iqbal menyodorkan kaset Album Qasidah AKA. AKA sendiri singkatan daru Apotik Kali Asin. Sebuah grup dari Surabaya pimpinan musisi Ucok Harahap.
"Itu paling mahal sih,  harganya Rp 60.000," tuturnya.
Iqbal mengaku cinta dengan musik dari kaset pita. Rasa cintanya akan kaset pita  membentengi Iqbal dari arus digital.
Bayangkan, di era ini, Iqbal sama sekali tidak pernah memutar musik lewat pemutar digital maupun platform musik online yang kini menjamur dan tumbuh.
Selain soal ketersediaan. Sensasi dan kenikmatan mendengarkan musik dari kaset kata Iqbal juga berbeda. Perjuangan mendapatkan kaset pita yang langka dan dia sukai jadi kepuasan tersendiri untuknya.
Menikmati hiburan dengan perangkat lawas, juga menjadi hobi seorang warga Sutoyo S, Banjarmasin. Penulis yang mendatangi rumah Suriani Ali, akhir pekan tadi menemukan tumpukan  piringan hitam di ruang tamunya. Terdengar suara muda Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih di album "Begadang" dari grup band Om Soneta pimpinan Oma Irama.  

Warna usang cover album bergambar Rhoma yang berdiri berdampingan dengan Elvy seakan menasbihkan uzurnya koleksi piringan hitam ini. Album ini sendiri dirilis pada tahun 1973 silam oleh Soneta Group.
Koleksi album Rhoma Irama ini bukan satu-satunya yang dimiliki Suriani. Ada setumpuk vinyl tembang kenangan. Seperti, Titiek Sandora, Muchsin Alatas, Titik Puspa, Pambers, D'Lloyd hingga Koes Plus. Semunya masih bisa digunakan, dan nyaman untuk didengar.
"Jika ditotal ada 300 keping album yang saya miliki," ujar Suriani membuka perbincangan.
Tak banyak yang masih mengoleksi vynil di Kota Banjarmasin. Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group) sempat kesulitan mencari kolektor dan penikmat musik melalui cakram piringan hitam ini. Beruntung salah seorang penyuka musik di Banjarmasin memberitahu ada yang masih getol memakai vinyl.

Berada di tengah kota, tak jauh dari Masjid Raya Sabilal Muhtadin, rumah Suriani tak jauh dari belakang Rumah Dinas Gubernur Kalsel. Mencarinya pun tak susah, dia ternyata seorang Ketua Rukun Tetangga di Gang III Taruna Jalan Sutoyo S, Banjarmasin.
Begitu tiba di rumah Suriani, sudah tampak aura musik. Di tengah rumah, terdapat sejumlah pemutar musik jadul. Dari pemutar berbentuk kaset, laser disc hingga pemutar piringan hitam. Menandakan sang empunya rumah penyuka musik, di pojok dinding terpajang tiga buah cakram piringan hitam dijadikan hiasan.
Meski dirinya bukan pemain musik, namun bagi Suriani, mendengar musik adalah hal yang paling menyenangkan. Dia sendiri mengaku sejak usia 10 tahun sudah senang mendengar lagu-lagu. Terlebih, seringnya mendengar sang ayah menyanyikan lagu-lagu lama.

Saya ingat betul, pertama kali suka mendengar lagu pada Tahun 1967, ketika itu lagu-lagu pop dari Lilis Suriani, Titik Puspa membuat saya semakin suka dengan lagu," terang pria kelahiran Amuntai, tahun 1954 silam itu.
Kala itu piringan hitam masih menjadi barang mahal yang hanya dapat di koleksi oleh orang-orang berduit. Suriani hanya bisa menikmati lagu melalui radio dan kaset pita. Ketertarikannya mengoleksi piringan hitam beserta pemutarnya baru kesampaian pada tahun 2006.
"Antik dan klasiknya model piringan hitam ini yang membuat saya tertarik mengumpulkan segala macam yang berhubungan cakram ini," katanya.
Jika ada beberapa orang mencari koleksi hingga ke luar daerah, bahkan ke luar negeri. Berbeda dengan dirinya, Suriani seperti sudah punya jaringan dengan para kolektor cakram hitam ini. Dia mengungkapkan, ada saja yang datang ke rumahnya untuk menawari piringan hitam dan mesinnya untuk di jual.

Tak seperti orang berduit yang mencari hingga ke luar daerah, kalau saya hanya mencari di sekitar Kalsel. paling jauh ke Kapuas, Kalteng," ungkapnya.
Dari semua koleksi vinyl, Suriani mengaku ada satu yang dinilainya sangat langka. Yakni pertamakalinya maestro pencipta lagu Banjar, Anang Ardiansyah merekam lagu-lagu Banjar melalui piringan hitam, salah satunya lagu Paris Barantai.
Menurutnya, lagu-lagu Banjar sangat sulit dan langka dicari. Berbeda dengan lagu-lagu melayu, pop lama dengan penyanyi nasional terkenal yang masih ada menjual melalui online.
"Kalau lagu Banjar berbentuk piringan hitam, susahnya minta ampun. Saya bersyukur memiliki koleksi lagu Banjar pertama kali direkam di atas piringan hitam," ucapnya.
Sayangnya Suriani lupa persisinya mendapatkan "barang langka" tersebut. Dia hanya ingat kala itu, dia mendapat tawaran secara tak sengaja dari eks penyiar radio.
"Ketika itu isinya tiga keping. Saya bayar hanya Rp120 ribu," imbuhnya.

Saking "gilanya" dengan vinyl. Suriani sempat memiliki 13 unit pemutar vinyl. Sayangnya, hanya tersisa 7 unit yang masih dapat dipakai untuk menikmati hobinya. "Sisanya rusak dan tak bisa dipakai lagi. Ada yang saya jual rongsokan kepada pemulung sebagai besi tua," tukasnya.
Dari 7 pemutar piringan hitam tersisa, satu yang paling disayangnya. Meski merknya sudah tak ada. Namun, model jadulnya membuat mesin ini satu-satunya yang paling dirawatnya. Modelnya berbentuk kotak, begitu di buka, printai sepeti batangan jarum, volume dan siap memutar cakram.
"Ini saya dapat dari orang Banjar juga pada tahun 2012 tadi. Harganya pun hanya Rp 2,5 juta," bebernya.
Di era mudahnya mendengar musik di zaman modern, Suriani tetap bertahan dengan hobinya dan tak tertarik mendengar melalui pemutar musik era baru.
"Rasanya beda tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tak hanya dirasa, juga ada rasa memiliki yang besar. Ada kepuasan tersendiri memutar musik melalui piringan hitam," pungkasnya.



Pulang Dari Bulan Madu, Pengantin Baru Ini Kaget Ada Belatung Bersarang di Selangkangan

Seorang perempuan dari Florida, Amerika Serikat, menemukan belatung di selangkangannya, setelah pulang dari bulan madudi Belize.

Belatung itu sepertinya mulai bersarang di paha perempuan itu saat masih berbentuk larva saat si perempuan sedang menunggang kuda.
Belatung itu akhirnya berhasil dikeluarkan dari kulit si perempuan setelah menghadirkan luka yang begitu nyeri.
Perempuan 36 tahun yang tak disebut namanya itu, mengunjungi dokter dua bulan setelah kembali dari Belize.
Dalam laporannya di jurnal Journal of Investigative Medicine, si dokter menulis: “Dia (pengantin baru itu) bilang bahwa mungkin habis digigit serangga…
“Ketika dia berada di Belize, dia berkuda dan tak lama kemudian menemukan ada semacam kutu di punggungnya.
“Kutu itu segera diusir dan bilang bahwa makhluk itu setidaknya sudah tinggal di situ lebih dari sejam.”
Dokter itu kemudian memberi si perempuan resep antibiotik, namun luka itu tak sepenuhnya sembuh.
Wanita itu kemudian memutuskan pergi menemui dokter spesialis kulit di Rumah Sakit Umum Tampa.
Di sana, tim dokter menemukan ada area bengkak kecil di selangkangannya yang mengeluarkan cairan bening ketika ditekan.
Si perempuan bilang kepada mereka bahwa sebelumnya sudah ada upaya pencegahan, tapi tetap belum berhasil.
Tak lama kemudian, ia dirujuk ke dokter kulit, tapi ia tidak puas dengan hasilnya dan memutuskan mengambil second opinions dari dokter lain di Memorial Hospital.
Di sinilah tim dokter menemukan “gumpalan kecil yang keras” di bawah area yang bengkak.
Mereka pun melakukan operasi untuk proses pengangkatan.
“Benda asing itu kemudian dikirim ke ahli patologi untuk proses identifikasi dan analisis. Patologi mengidentifikasi objek itu sebagai larva lalat bot manusia,” tulis tim dokter dalam laporan.
“Dengan diangkatnya larva, lesi benar-benar teratasi seminggu kemudian.”
Lalat bot manusia adalah “penduduk asli” Amerika Tropis.
Di wilayah ini, sangat umum ditemukan larva bersarang di bawah kulit manusia.
“Penduduk lokal di Belize biasa mengusir larva dengan zat oklusif, misalnya, meletakkan petroleum jelly, potongan bacon, cat kuku, atau ekstrak tumbuhan di atas bekas gigitan,” ujar para penulis dari Memorial Hospital.
Beberapa jam setelah itu, larva akan keluar untuk “mencari udara”.
Nah saat itulah kita bisa mengambil larva itu menggunakan pinset—kalau ingin lebih sadis, menekannya kuat-kuat hingga ia keluar. (*)

MotoGP Malaysia 2018, Vinales Ungguli Marquez, Rossi Lolos dari Lubang Jarum, Ikut Kualifikasi 2

Sisa hujan semalam membuat beberapa bagian trek sirkuit Sepang masih basah di FP3 MotoGP Malaysia (3/11/2018).

Para pembalap tetap ngotot ngebut untuk mencatat waktu terbaik agar bisa lolos kualifikasi 2 (Q2).
Namun, sampai menyisakan 10 menit, masih saja pembalap kesulitan melampaui catatan waktu di hari pertama kemarin.
Sesi baru berjalan sangat seru di 5 menit terakhir.
Berkali-kali terjadi perebutan posisi pertama.
Catatan waktu di 5 menit terakhir ini berhasil menggusur catatan waktu di hari pertama.
Maverick Vinales berhasil jadi pembalap tercepat di sesi ini.
Yamaha tampaknya benar-benar bisa bangkit lewat Vinales.
Sementara Valentino Rossi tidak tampil begitu bagus di sesi ini dan hanya meraih posisi ke-9.
Rossi berhasil lolos ke Q2 tapi catatan waktunya hari ini tidak sebagus hari pertama kemarin.
The Doctor selamat lolos ke Q2 berkat catatan waktunya kemarin.
Lalu Marc Marquez berada di posisi ke-2 dengan selisih sangat tipis dari Vinales.
Lorenzo mundur penggantinya Pirro
Sedangkan dari kubu Ducati, Jorge Lorenzo akhirnya mundur dari MotoGP Malaysia 2018.
Setelah sempat menjalani hari pertama (FP1 dan FP2), di hari kedua (3/11), Jorge Lorenzo memutuskan untuk mundur dari MotoGP Malaysia.
Keputusan ini diambil setelah performa Jorge Lorenzo yang sangat buruk di FP1 dan FP2.
Jorge Lorenzo hanya sanggup berada di posisi buncit di FP1 dan FP2.
Selisih waktunya ketinggalan sekitar 3-5 detik.
Jorge Lorenzo memang terlalu memaksakan tampil di Sepang.
Padahal, Lorenzo baru menjalani operasi 9 hari yang lalu.
Di atas Desmosedici GP18, Lorenzo merasakan sakit saat ngerem dan membelok.
Sebelumnya, di Jepang, Lorenzo juga melakukan memutuskan mundur setelah menjalani beberapa lap.
Ducati sudah dapatkan penggantinya, namun kali ini bukan Alvaro Bautista.
Alvaro Bautista sudah kembali membela tim Angel Nieto akhir pekan ini.
Pilihan Ducati jatuh ke test rider mereka, Michele Pirro.

Honda PCX Rasa Gold Wing, Cocok Buat Touring

Kesempatan di ajang Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2018 turut dimanfaatkan PT Astra Honda Motor (AHM) dengan membawa 37 unit berbagai modelnya. Nah pada gelaran tersebut tidak hanya menampilkan produk terbaru saja, AHM juga menarik modifikator untuk menginspirasi para pengguna motor Honda. 

"Kami berusaha berbagi inspirasi tidak hanya melalui produk, tapi juga beragam acara dan kegiatan positif yang akan menghibur pengunjung IMOS," ungkap Marketing Director PT Astra Honda Motor Thomas Wijaya.

Selain ada PCX Listrik yang mejeng sebagai kendaraan dengan teknologi mutakhir, AHM juga menggendong builder untuk menggarap PCX versi Touring yang nampak seperti Moge Honda Goldwing.

Motor yang dinamakan "Exclusive Touring" ini mengusung gaya modifikasi bagi para riders yang memiliki mobilitas tinggi namun tetap gaya. Beberapa elemen tambahan seperti GPS dan Windshield tinggi, dan kaca spion yang lebih panjang, dan Box tambahan yang dikostumisasi terletak di samping kiri dan kanan, semakin menambah aura motor touring seperti Goldwing

PCX Touring ini digarap oleh builder Tomy Gunawan yang berasal dari Jakarta Barat. Ubahan hanya terjadi pada bagian tampilan, namun dari segi mesin tetap sama seperti PCX keluaran pabrik.

Bagi yang terinspirasi dengan modifikasi PCX Exclusive Touring ini berikut spesifikasinya:

- Custom Fiber Side Box R/L
- Custom Fiber Back Mirror R/L
- Custom Fiber Lumbar Rest 
- Ban Depan Tubeless 110/80 14" Corsa
- Ban Belakang Tubeless 120/70 14" Corsa
- GPS GARMIN NUVI 57L
- Custom Leather Double Seat MB Tech
- Dark Chrome Body & Custom Fiber By Tomy Airbrush
- Air Brush Painting By Tomy Airbrush
- Build & Assemblu by Tomy Airbrush 



Sumber