Pada beberapa gunung di Indonesia memang terdapatwarungyang sengaja menjajakan makanan.
Namun,warung-warungitu hanya dapat ditemui di kaki gunung atau pos-pos pendakian awal saja, kecualiGunung Lawu.
Pasalnya terdapat sebuahwarung dipuncakGunung Lawuyang terletak di perbatasan propinsiJawa TengahdanJawa Timur.
Warung Mbok Nem sudah tak asing lagi dikalangan pendaki yang pernah menaklukkan Gunung Lawu.
Melansir dari Kompas, wanita asal Magetan, Wakiyem membuka warung makan di ketinggian 3.150 mdpl atau hanya selisih 115 mdpl dari puncak Gunung Lawu.
Bahkan warung tersebut sudah berdiri sejak tahun 1980-an.
Warung makan Mbok Yem hanya berdinding kayu tanpa hiasan atau cat dinding berwarna.
"Selama saya masih kuat untuk bekerja disini, saya akan tetap bekerja," ucap Mbok Yem dalam Bahasa Jawa ketika berbincang dengan Kompas.com awal Juli 2018.
Mbok Yem mengaku memang sudah berniat mencari nafkah di
Gunung Lawu meski bukan hal yang mudah untuk tinggal di gunung dengan ketinggian 3.265 mdpl ini.
Pasalnya, selain meyimpan mitos mistis, Gunung Lawu juga memiliki cuaca yang ekstrem.
Selain angin kencang, pada malam hari suhu udara di puncak Lawu bisa mencapai minus 5 derajat.
Untuk menempuh warung tertinggi ini, diperlukan waktu pendakian sekitar 6 sampai 7 jam via Candhi Cetho, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Bukan hal yang mudah untuk mencapai warung Mbok Yem, mengingat curamnya lajur pendakian.
Wanita berusia 61 tahun ini mengaku dirinya tidak sendirian saat berjualan di Gunung Lawu
Mbok Yem
Ia di bantu oleh dua orang kerabat yang semuanya lelaki ketika melayani pendaki yang membeli makanan di warungnya.
Mbok Yem mengaku hanya sekali dalam setahun turun gunung untuk pulang kampung, tepatnya ketika musim lebaran tiba.
"Yah, sekali setahun aja pulangnya. Waktu lebaran," paparnya, sembari menyiapkan makanan untuk para pendaki.
Kompas.com/Ariska AnggrainiWarung Mbok Yem yang terletak di Puncak Gunung Lawu
Dalam sehari, Mbok Yem bisa melayani 200 hingga 300 orang pendaki.
Makanan yang dijual di warung Mbok Yem ini terbilang cukup murah, hanya berkisar Rp 10.000 saja.
Para pendaki pun juga merasa terbantu dengan adanya warung Mbok Yem.
"Jadi enggak perlu bawa banyak bekal waktu mendaki. Bisa beli di warung ini," ucap Indra, salah satu pendaki dari Ngawi.
Warung makan Mbok Yem juga bisa menjadi tempat tidur alternatif para pendaki yang tak mau repot mendirikan tenda untuk bermalam di Gunung Lawu.
Bagi para pendaki, pecel masakan Mbok Yem adalah menu paling favorit dan fenomenal.
"Saya sudah tiga kali ke Lawu. Yah, kangen pecel Mbok yem," ucap Iin Pendaki asal Yogyakarta.
Mbok Yem yang terkenal dengan sebutan 'Legenda Gunung Lawu' ini juga menyediakan makanan seperti soto, gorengan, mi instan dan berbagai minuman.
Dari hasil berjualan, Mbok Yem juga bisa membeli sebuah rumah yang berlokasi di Magetan, kampung halamannya.
Selain di Lawu, di beberapa gunung memang terdapat sejumlah warung yang menjajakan makanan untuk pendaki.
Namun, lokasi warung tersebut tidak sampai berada di ketinggian lebih dari 3.000 mdpl.
Warung-warung tersebut tidak melayani para pendaki hingga 24 jam penuh atau hanya buka pada musim tertentu.
DikutipGridhot.IDdari YouTube Eradotid pada 30 April 2018, awalnya Mbok Yem hanya mencari tumbuhan untuk jamu sambil menjual nasi untuk pendaki.
Namun kiniMbok Yemmenetap dan menjadikanwarungtersebut sebagai tempat tinggal.
Mbok Yemmendapat kiriman bahan masakan sebanyak dua kali selama seminggu dari orang kepercayaannya.
Untuk menyediakan makanan bagi pendaki,Mbok Yemmasih menggunakan kompor tungku dengan bahan bakar kayu.
Tangkap Layar YouTube EradotidWarung Mbok Yem yang terletak di Puncak Gunung Lawu
Pasokan listrik punMbok Yemdapat dari tenaga genset.
WarungMbok Yemtelah dinobatkan sebagaiwarungtertinggidi Indonesia. (*)